My first post ( Cerpen : Kono Basho De Koi O Mitsuketa ) maap belepotan hehehe

“ Aku itu paling suka sama cowok Jepang yang kayak di anime-anime dan paling nggak suka sama cowok yang sok kebarat-baratan. Apalagi tuh yang suka sok-sok jadi detektif. Kayak itu tuh Sherlock Holmes. Idih, jijik banget aku !” kata Aiko Akemi kepada sahabatnya Nadya dengan nada tinggi. Sengaja ia berkata begitu dengan maksud menyinggung laki-laki yang duduk di belakangnya.
“ Eh ! Masalah loe apa sih ! Gue juga nggak pernah ribet ama masalah loe sama cowo khayalan loe yang bisanya cuma nongol di anime ! Dasar cewe’ aneh ! Hetakuso1 !” balas Shinichi Haruki kepada Aiko dengan geram. Kali ini Shinichi pasti menang menghadapi gadis itu. Tentu saja. Sebab Shinichi mengeluarkan istilah kasar dalam bahasa Jepang yang pasti tidak diketahui oleh Aiko.
“ Apa kamu bilang ?! Kamu ngatain aku Hetakuso ?! Kirai desu2 ! Kirai desu2 ! Shinichi ! Kamu tuh nggak pantas diberi nama Shinichi Haruki ! Kamu itu orang yang dipenuhi oleh kegelapan ! Pantas aja tuh Sherlock Holmes nggak punya siapa siapa karena sifatnya sama menyebalkannya kayak kamu ! Huh !” kata Aiko menunduk.
Terlihat di sudut mata Aiko bulir-bulir airmata. Aiko berlari meninggalkan Shinichi. Sementara Nadya masih terdiam karena sangat terkejut melihat Aiko yang tidak pernah semarah itu. Aiko yang dikenalnya sebagai sahabatnya tak pernah marah ataupun melontarkan kata-kata kasar seperti itu. Namun sebelum Nadya mengejar Aiko, Shinichi memberikan sesuatu kepada Nadya. Nadya tersenyum dan mengerti. Nadya langsung berlari dan menyusul Aiko.
Sesampainya di bukit belakang sekolah, Nadya menghampiri Aiko yang duduk lemas sambil sesekali menghapus airmatanya.
“ Aiko.. Kok Aiko nangis ? Aiko marah ya karena Shinichi ?” Tanya Nadya. Sahabat yang Aiko sudah anggap seperti saudari sendiri.
“ Hwaaaaaaa Nadyaaaa.. kok Shinichi tega banget sih ama aku ? Dia itu kasar banget ! Dia tuh suka banget gangguin aku ! Dia itu nggak ada manis-manisnya ! Pokoknya dia itu nggak mirip sama cowok-cowok anime !” kata Aiko mengadu sambil menangis.
“ Iya.. iya.. tapi kamu berhenti nangisnya yaa.. Nih.. pake aja saputangan ini.” Kata Nadya menghibur sambil memberikan ‘barang titipan’ Shinichi.
“ Makasih ya Nadyaaaa..” kata Nadya.
“ Ya udah. Aku pulang dulu ya. Mama nyuruh aku pulang cepat sih hari ini. Byeee.” Kata Nadya.
***

Aiko segera beranjak dari bukit itu dan pulang. Ia cukup puas hari ini setelah tangisannya mereda. Apalagi pemandangan setelah sekolah bubar. Ahh.. matahari senja. Aiko sangat suka dengan pemandangan yang satu ini.
Aiko menuju parkiran sepeda dan menaiki sepedanya menuju rumah. Aiko bersepeda melewati jalan tepi sungai di senja hari. Ahh.. Aiko sangat suka dengan scene ini. Tepi sungai di senja hari. Ahh sangat romantis. Tiba-tiba Aiko teringat akan saputangan Nadya yang lupa ia kembalikan. Aiko segera mengambilnya. Tiba-tiba ia heran.
“ Apa ini ?” kata Aiko sambil mengangkat saputangan berwarna putih polos itu.
Di saputangan itu tertulis huruf-huruf yang sulit ia mengerti. Ini seperti sebuah kode. Aiko menjadi semangat. Sepertinya ia suka dengan hal seperti ini. Aiko berusaha memecahkan kode itu tanpa bantuan dari siapapun termasuk si ahli kasus sialan yang bernama Shinichi itu. Barangkali Nadya punya sesuatu untuknya.
Di saputangan itu tertulis
RFFKPFS FPZ FNPT. RFFKPFS FPZ. XZIFM QFRF FPZ RJSDZPFNRZ. YFUN RFFK. FPZ YFP GNZF RJSOFIN ZJUJWYN DFSL PFRZ RFZ. FPZ FIFQFM QFPN-QFPN DFSL ZJUJWYN NSN. FPZ XFSLFY RJSHNSYFPRZ. PZYZSLLS PFRZ GJXTP IP YIUN XZSLFN XFFY RFYFMFWN YJWGJSFR. XMNSNHMN.
+5
Aiko telah sampai di rumah. Karena penasaran ia langsung searching di google tentang kriptografi. Lalu ia menemukan keyword ‘Sandi Caesar’. Aiko mencoba memecahkan kode itu. Lalu, Aiko terkejut bukan main. Ia terhenyak membaca huruf-huruf yang ada disana.
MAAFKAN AKU AIKO. MAAFKAN AKU. SUDAH LAMA AKU MENYUKAIMU. TAPI MAAF. AKU TAK BISA MENJADI SEPERTI YANG KAMU MAU. AKU ADALAH LAKI-LAKI YANG SEPERTI INI. AKU SANGAT MENCINTAIMU. KUTUNGGU KAMU BESOK DI TEPI SUNGAI SAAT MATAHARI TERBENAM. SHINICHI.
+5
***

Keesokan harinya, Aiko tidak bisa berkonsentrasi dengan pelajarannya. Sapu tangan itu masih berada di dalam sakunya. Aiko berusaha untuk tetap tenang namun konsentrasinya buyar ketika tatapan Shinichi dan Aiko bertemu. Shinichi tersenyum manis namun Aiko membuang muka. Shinichi kembali berbalik dan menunduk. Namun Aiko merasakan sebuah setruman. Jantungnya berdegup tidak karuan dan kedua pipinya menjadi panas.
Ada apa ini ? Kenapa aku seperti ini ?
Sepulang sekolah Aiko berdiri di gerbang sambil memegang kemudi sepedanya. Ia telah membuat sebuah keputusan. Aiko menunggu Shinichi untuk mengungkapkan sesuatu
“ Shinichi.. ahh.. a.. ano.. aku mau bicara sesuatu.” Kata Aiko dengan nafas terengah-engah sambil menahan degupan di dadanya agar tidak terdengar Shinichi.
“ Oh ya ? Baiklah. Tapi, loe udah maafin gue, kan ?” tanya Shinichi dengan kaku.
Aiko mengangguk. Aiko terus berbisik di dalam hati agar ia tetap tenang. Ia berniat mengajak Shinichi pulang dan berjalan melewati jalan di tepi sungai. Namun, ia didahului oleh Shinichi.
“ Eh, kita lewat tepi sungai yuk. Pemandangan disana keren deh.” Kata Shinichi dengan lembut.
Aiko terpaku. Ia terus menahan napasnya sambil sesekali melirik Shinichi. Wajah Shinichi yang indocina benar-benar tampan. Alisnya yang tebal dan bulumatanya yang panjang seperti chara laki-laki di anime. Postur tubuhnya yang jangkung membuatnya sangat keren. Ah, baru kali ini Aiko memperhatikannya dari dekat.
Shinichi dan Aiko melewati jalan itu. Sebuah pemandangan yang sangat indah. Pantulan sungai di senja hari seperti taburan berlian. Angin sepoi-sepoi membelai wajah Aiko dan Shinichi. Rambut Shinichi menjadi kuning keemasan karena pantulan sinar matahari. Shinichi tiba-tiba bersuara.
“ Aiko.. Anak yang lahir karena cinta. Namamu sangat indah. Sejak dulu aku penasaran. Mengapa kamu punya nama Jepang padahal wajahmu sangat Indonesia.” Tanya Shinichi dengan gaya bahasa formal tidak seperti biasa. Aiko mengatur napasnya dan menjawab.
“ Ehh.. itu karena ayah ibuku suka dengan hal-hal berbau Jepang dan karena Akemi itu.. mmm.. karena ibu jatuh cinta pada ayah di suatu tempat saat matahari terbenam.” Aiko berkata dengan gugup. Shinichi terdiam dan menatap Aiko dalam-dalam. Namun, Aiko memalingkan muka dan berusaha menyembunyikan wajahnya. Aiko memberikan Shinichi saputangannya dan segera menaiki sepedanya.
“ A.. Aku pulang dulu. Bye.” Kata Aiko sambil tersipu.
Shinichi menunduk kecewa. Lalu ekspresinya berubah ketika ia melihat saputangan itu. Di balik saputangan itu tertulis tulisan tangan Aiko.
AKU NGGAK PERLU KODE UNTUK BILANG INI SAMA KAMU. AKU JUGA SUKA KAMU SHINICHI. AIKO.
Shinichi tersenyum senang. Bagaikan malaikat yang menaruh sayap di punggung Shinichi, beban Shinichi terlepas sudah. Shinichi sangat bahagia. Ia lalu berlari dan mengejar Aiko.
“ Ayo kita pulang bersama dan tsukiatte kudasai yo3.” Kata Shinichi sambil menggenggam tangan Aiko. Shinichi tidak perlu malu lagi pada Aiko. Aiko tidak menjawab dan tersipu malu. Dalam suasana matahari senja, Shinichi dan Aiko menyatukan kebahagiaan dan cinta mereka berlanjut selamanya.

Ket :
1. ( maaf ) kotoran sialan.
2. Aku benci kamu
3. Jadilah pacarku.

maap ya tabulasinya berantakan

ini case rangel-chan?

bukaaaan ini cerpen biasa

ooh... nice story

Jejejeeennggg

Spoiler:

Jangan kapok-kapok ngirim lagi ya,
Ditunggu yang lainnya