Dari hasil penelitian ttg Bahasa Indonesia pas semester satu dulu, pada dasarnya, Bahasa Indonesia tidaklah terlalu sulit. Kenapa?
1.
Dalam Bahasa Indonesia, banyak kata serapan dari bahasa asing, yang tentu memudahkan orang asing dalam melafalkannya/spelling (meski mungkin pelafalannya sedikit beda).
Bahasa asing yang paling banyak diserap ke dalam Bahasa Indonesia adalah Bahasa Belanda (Ada 3.280 kata. Link:
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Belanda_dalam_bahasa_Indonesia ), Bahasa Inggris (Ada 1.610 kata. Link:
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Inggris_dalam_bahasa_Indonesia ) dan Bahasa Arab (Ada 1.495 kata. Link:
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Arab_dalam_bahasa_Indonesia ).
Selain ketiga bahasa asing tersebut, ada juga Bahasa Tionghoa/Mandarrin (290 kata), Portugis (131 kata), Parsi (63 kata), Tamil (83 kata) dan Hindi (7 kata).
2.
a. Bahasa Indonesia tidak mengenal tingkatan bahasa (tidak seperti Bahasa Sunda atau Bahasa Jawa). Misal, dalam Bahasa Indonesia, kata "makan" berlaku universal, bisa digunakan siapa saja. Bandingkan dengan Bahasa Sunda, yang mengenal beberapa tingkatan hanya untuk kata yang maksudnya "makan", yaitu:
- Tuang (halus, untuk orang lain yang lebih tua/dihormati).
- Emam (halus, untuk orang lain yang seumuran/sederajat/lebih muda).
- Neda (halus, untuk diri sendiri).
- Hakan (sangat kasar, untuk orang lain yang lebih muda/derajatnya lebih rendah).
- Dahar (kasar, untuk orang lain yang seumuran/sederajat/lebih muda).
- Nyatu (sangat kasar, untuk hewan).
- Lolodok (sangat kasar, untuk hewan).
- Nyapluk (sangat kasar, untuk orang lain yang seumuran/sederajat/lebih muda).
(perasaan harusnya ada sepuluh kata, tapi saya lupa dua lagi)
b. Bahasa Indonesia tidak mengenal pembedaan kata ganti sesuai gender atau sesuai objek/subjek (tidak seperti Bahasa Inggris). Misal:
Dalam Bahasa Inggris dikenal kata she (dia perempuan) dan he (dia laki-laki). Dalam Bahasa Indonesia? Hanya kata "dia" tanpa membedakan gender.
Dalam Bahasa Inggris juga dikenal kata I, me dan my (yang artinya sama: aku. Namun dipergunkan dalam objek yang berbeda). Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, katanya sama.
c. Bahasa Indonesia tidak mengenal pembagian kata sesuai waktu, gender, objek/subjek (tidak seperti Bahasa Arab). Misal:
Dalam Bahasa Arab, kata "fa'ala/kerja" bisa berubah menjadi setidaknya 12 kata lain yang maknanya berbeda, yaitu:
Fa'ala <-- Ini kata dasar, sedangkan kata2 di bawah adalah perubahannya
Yaf'alu
Fa'lan
(fahuwa) Faa'ilun
(wadzaaka) Maf'uulun
If'il
Laa Taf'il
Maf'alun
Maf'alun
Mif'alun
Fu'ila
Yuf'alu
Sekilas, kata-kata ini hampir mirip. Namun, maknanya jelas berbeda. Penggunaan kata yang tidak tepat membuat sebuah kalimat akan menjadi salah.
Apalagi, setelah kata "faal" tersebut terbagi menjadi 12, masing2 kata bisa berubah lagi menjadi sekitar 3-14 kata lain, yang lagi-lagi maknanya berbeda.
Ini contoh perubahan kata dasar "Yaf'alu" (yg merupakan hasil perubahan dari kata "Fa'ala):
Yaf'alu
Yaf'alaani
Yaf'aluuna
Taf'alu
Taf'alaani
Taf'ilna
Taf'ilu
Taf'ilaani
Taf'iluuna
Taf'iliina
Taf'ilaani
Taf'ilna
Af'iluu
Naf'iluu
Rumit? Tentu. Saya saja belajar Bahasa Arab selama enam tahun, hingga kini belum terlalu lancar

Maka, bersyukurlah, Bahasa Indonesia tidak serumit ini.
d. Tiap kata yang diucapkan dalam Bahasa Indonesia solid. Tidak ada pelafalan yang berubah (tidak seperti dalam Bahasa Inggris atau Prancis). Misal:
Dalam Bahasa Inggris, kata "tomorrow" dibaca tumarow. Pertanyaannya, kenapa "o" pertama dibaca "u", dan "o" kedua dibaca "a", sedangkan "o" ketiga tetap dibaca "o"?
Bahasa Prancis pun sama saja, seperti kata "je' t aime" yang dibaca "jutaim".
(teman saya menjuluki kedua bahasa ini sebagai bahasa penipu, karena antara pelafalan huruf dengan pelafalan katanya suka berbeda

)
Bahasa Indonesia tidak mengenal pelafalan yang berbeda tersebut. Bahasa Indonesia lebih mirip Bahasa Belanda yang pelafalannya solid. Seperti kata "sombong", tetap dilafalkan seperti itu, tidak diubah menjadi "sambong" atau semacamnya.
3.
Huruf yang digunakan adalah huruf yang umum dipakai oleh banyak negara di dunia, yaitu huruf latin. Jadi, orang asing yang ingin mempelajari Bahasa Indonesia tidak perlu pusing karena harus mempelajari hurufnya terlebih dahulu (bandingkan dengan bahasa Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Rusia, dll).
Jika memang mudah, lalu kenapa ada anggapan jika Bahasa Indonesia sulit? Mungkin ini alasannya:
1.
Imbuhan. Ya, Bahasa Indonesia mengenal banyak imbuhan seperti ke-, di- me-, per- (dan berbagai variasinya). Pada dasarnya, konsep imbuhan ini mirip konsep perubahan kata dalam Bahasa Arab (namun tentu saja, tidak serumit itu).
Yang menyulitkan adalah, imbuhan apa yang harus dipakai dalam suatu kondisi? Bagi kita, orang Indonesia, hal ini tentu mudah (meski ada juga sih yang masih salah

.
Selain itu, masalah peleburan huruf dalam imbuhan, juga menjadi kendala lain. Untuk masalah ini, lebih baik buka aja notes saya di Facebook (males nulisnya):
https://www.facebook.com/note.php?note_id=4897441398982.
Kebanyakan, orang Indonesia tidak berbicara dengan bahasa baku (yang sesuai KBBI). Misal:
KBBI - Saya sedang mendengarkan lagu.
Nonbaku - Saya lagi denger lagu.
Betawi version - Gue lagi denger lagu.
Sunda version - Sayah teh lagi denger lagu. <-- what's the meaning "teh"?

BERSAMBUNG...
Lanjutin tar aja, lagi males nulis, ini juga udah kepanjangan.
