Share disini Hikmah pembelajaran di setiap kejadian

03/11/2013
saya naik sebuah taxi menuju bandara.
kami melaju pada jalur yang benar ketika tiba-tiba sebuah mobil sedan hitam mengkilat mendadak keluar dari tempat parkir tepat di depan kami.
supir taxi mengijak pedal rem dalam2 hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa centi dari mobil hitam tersebut.
pengemudi mobil hitam tersebut mengeluarkan kepala dari jendela dan memaki kearah kami, supir taxi hanya tersenyum dan melambaikan tangan nya ke orang tersebut.

Saya sangat heran dengan sikap yang sangat bersahabat itu, dalam kondisi apapun tetap bisa bersikap seperti itu.
Abiie : mengapa bapak melalukan itu ? orang itu hampir merusak mobil bapak dan dapat saja mengirim kita kerumah sakit ?

saat itu lah  saya belajar dari supir taxi tersebut mengenai apa yang saya sebut "hukum Truk sampah".
ia menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah, yang berjalan berkeliling membawa sampahnya (frustasi, kemarahan, kekecewaan, kebencian, dll) seiring dgn semakin penuh kapasitas muatan nya,semakin mereka di paksa untuk mecari tempat pembuangan dan sering kali mereka membuang nya kepada anda.

jangan pernah ambil hati senyum saja, lambaikan tangan, do'akan mereka, lalu lanjutkan hidup..
jgn pernah ambil sampah mereka atau kita juga akan seperti mereka yang akan membuang sampah itu ke orang lain juga.

itu hikmah/pembelajaran yang saya dapatkan,.

hikmah itu bukan di nilai dari siapa kita belajar, tapi bagaimana kita membagi hikmah tersebut, dan menerapkan nya untuk memperbaiki hidup kita,..

"ITU CERITA SAYA BAGAIMANA CERITA ANDA"
 

keren ceritanya..
aku g punya cerita
adanya cerita galau .... mau?


timpukin kabie

pembelajaranku, jangan terlalu deket sama orang yang ga dikenal meski itu adalah temannya teman

cerita?

Saya ada sedikit cerita waktu saya dulu baru pertama bekerja di KAI.

Suatu hari saya dapat cerita dari senior saya, ada temannya yang memaki-maki seorang pria yang hendak menyeberang rel saat kereta yang dijalankannya sudah sangat dekat dengan tempat berdiri pria itu. Saking panik dan emosinya teman senior saya itu, ia terus mengucapkan sumpah serapah sambil memandangi ke belakang (ke arah pria itu), sampai ia lupa kalau jalur di depannya adalah tikungan tajam dengan batas kecepatan 30 km/jam. Saat itu ia masih melaju dengan kecepatan 70 km/jam, dan keretanya mengalami kecelakaan.

Maka setelah bercerita tentang kejadian yang dialami temannya itu, senior saya memberitahu saya: "Kamu kalo ada orang yang nekat mau nyebrang atau berdiri terlalu deket sama rel gitu, cukup diklakson aja, gak usah emosi. Kalo orangnya gak mau minggir atau kamu gak liat ada orang karena kehalangan bangunan atau pohon, ya udah tabrak aja orangnya, yang salah kan dia, udah tau ada jarak bebas minimal untuk tempat berjalannya kereta api"

Kata-kata itu terus terngiang di pikiran saya, setiap ada kejadian semacam itu, saya berusaha untuk memperingatkan dengan klakson (kalau kelihatan orangnya), kalau orangnya tetap disitu ya saya tabrak

Tapi sebetulnya ada hikmah dibalik cerita itu, janganlah kita terbawa pada amarah, karena itu akan mengacaukan konsentrasi kita pada hal yang seharusnya lebih penting untuk diperhatikan.

cerita ya
biasa juga diceritain
saia ini manusia "tong sampah"
semua orang selalu ngeluarin uneg uneg, masalah, musibah dkk sama saia.
kesel juga sih tapi dipikir pikir lagi, setidaknya ada yang merasa lebih "plong" abis cerita kesaia
sukur sukur saran saia bener, klu g ya udin

jadi, menurut saia g ada salahnya kok jadi manusia "tong sampah" , asal g setiap waktu dan setiap saat aja

CP+ untuk kak Abiie