Semoga ini bermanfaat dan bisa membantu investigasi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
Apa Penyebab Terjadinya Korosi? Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan lingkungan.
Faktor-faktor yang meliputi kemurnian bahan bahan, bahan struktural, bentuk kristal, unsur jejak hadir dalam materi, pencampuran teknik material dan sebagainya.
Faktor lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri dari asam, basa dan garam, baik dalam bentuk senyawa anorganik dan organik. Fluorin, hidrogen fluorida dan senyawa, yang dikenal sebagai persenyawaannya korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya digunakan untuk sintesis bahan organik.
Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu normal dan tekanan, bahan ini dalam bentuk gas dan dilepaskan ke udara sangat mudah. Ammoniak dalam kegiatan industri umumnya digunakan untuk sintesis bahan organik, sebagai antibeku dalam peralatan pendingin, juga sebagai bahan untuk pembuatan pupuk. Berbagai partikel aerosol, debu dan gas-gas asam seperti NOx dan SOx bisa diubah menjadi asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) di udara. Oleh karena itu, udara menjadi terlalu asam dan gas-gas terlarut korosif dengan asam di udara. Dalam lingkungan dengan tingkat polusi tinggi, berbagai barang mulai dari komponen elektronik mikroskopis untuk jembatan baja semakin mudah rusak, bahkan hancur karena korosi.
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
Apa Penyebab Terjadinya Korosi? Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan lingkungan.
Faktor-faktor yang meliputi kemurnian bahan bahan, bahan struktural, bentuk kristal, unsur jejak hadir dalam materi, pencampuran teknik material dan sebagainya.
Faktor lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri dari asam, basa dan garam, baik dalam bentuk senyawa anorganik dan organik. Fluorin, hidrogen fluorida dan senyawa, yang dikenal sebagai persenyawaannya korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya digunakan untuk sintesis bahan organik.
Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu normal dan tekanan, bahan ini dalam bentuk gas dan dilepaskan ke udara sangat mudah. Ammoniak dalam kegiatan industri umumnya digunakan untuk sintesis bahan organik, sebagai antibeku dalam peralatan pendingin, juga sebagai bahan untuk pembuatan pupuk. Berbagai partikel aerosol, debu dan gas-gas asam seperti NOx dan SOx bisa diubah menjadi asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) di udara. Oleh karena itu, udara menjadi terlalu asam dan gas-gas terlarut korosif dengan asam di udara. Dalam lingkungan dengan tingkat polusi tinggi, berbagai barang mulai dari komponen elektronik mikroskopis untuk jembatan baja semakin mudah rusak, bahkan hancur karena korosi.
Re: Korosi (kerusakan pada logam)
pray_dr
Sat 21 Sep 2013 - 2:09
ente anak kimia ya
saia lempar cp+ ah
saia lempar cp+ ah
Re: Korosi (kerusakan pada logam)
Takatsuka Naito
Sat 21 Sep 2013 - 17:48
Bukan kok, cuma berbagi info ajapray_dr wrote: ente anak kimia ya
saia lempar cp+ ah
Re: Korosi (kerusakan pada logam)
pray_dr
Thu 26 Sep 2013 - 12:31
tambahi infonya dong, sapa tau tulang bisa korosi juga
:derp:misalnya, proses korosi itu berapa lama?
:bengong:korosi ada hubungan sama waktu paruh kagak
:derp:misalnya, proses korosi itu berapa lama?
:bengong:korosi ada hubungan sama waktu paruh kagak
Re: Korosi (kerusakan pada logam)
Takatsuka Naito
Fri 27 Sep 2013 - 0:57
Perhitungan Laju Korosi
Logam baja karbon dicelupkan pada lingkungan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Volume lingkungan yang digunakan mengikuti rasio minimum volume larutan terhadap luas permukaan benda uji adalah 20 ml/cm2, sesuai dengan ASTM G31-72 (Reapproved 1990) “Standard Practice for Laboratory Immersion Corrosion Testing of Metals”.
Untuk perhitungan laju korosi dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
Laju korosi = (mpy)
dimana :
mpy = laju korosi, (mils/year)
W = berat yang hilang, (gr)
A = luas, (cm2)
T = waktu, (jam)
D = density, (gr/cm3)
2.5 Pengendalian Korosi
Korosi tidak mungkin sepenuhnya dapat dicegah karena memang merupakan proses alamiah bahwa semuanya akan kembali ke sifat asalnya. Asalnya dari tanah maka akan kembali ke tanah. Hal ini adalah siklus alam yang akan terus terjadi selama kesetimbangan alam belum tercapai. Namun demikian pengendalian dan pencegahan korosi harus tetap dilakukan secara maksimal, karena dilihat dari segi ekonomi dan dari segi keamanan merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan dan dibiarkan begitu saja.
Pengendalian korosi harus dimulai dari suatu perencanaan, pengumpulan data lingkungan, proses, peralatan dan bahan yang dipakai serta pemeliharaan yang akan diterapkan. Adapun metode-metode yang dilakukan dalam pengendalian korosi sebagai berikut.
1. Pengubahan lingkungan
2. Pemilihan bahan
3. Modifikasi rancangan
4. Teknik pelapisan
5. Proteksi anodik dan katodik
Tulang gak bisa korosi :p karena dia bukan logam.
Logam baja karbon dicelupkan pada lingkungan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Volume lingkungan yang digunakan mengikuti rasio minimum volume larutan terhadap luas permukaan benda uji adalah 20 ml/cm2, sesuai dengan ASTM G31-72 (Reapproved 1990) “Standard Practice for Laboratory Immersion Corrosion Testing of Metals”.
Untuk perhitungan laju korosi dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
Laju korosi = (mpy)
dimana :
mpy = laju korosi, (mils/year)
W = berat yang hilang, (gr)
A = luas, (cm2)
T = waktu, (jam)
D = density, (gr/cm3)
2.5 Pengendalian Korosi
Korosi tidak mungkin sepenuhnya dapat dicegah karena memang merupakan proses alamiah bahwa semuanya akan kembali ke sifat asalnya. Asalnya dari tanah maka akan kembali ke tanah. Hal ini adalah siklus alam yang akan terus terjadi selama kesetimbangan alam belum tercapai. Namun demikian pengendalian dan pencegahan korosi harus tetap dilakukan secara maksimal, karena dilihat dari segi ekonomi dan dari segi keamanan merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan dan dibiarkan begitu saja.
Pengendalian korosi harus dimulai dari suatu perencanaan, pengumpulan data lingkungan, proses, peralatan dan bahan yang dipakai serta pemeliharaan yang akan diterapkan. Adapun metode-metode yang dilakukan dalam pengendalian korosi sebagai berikut.
1. Pengubahan lingkungan
2. Pemilihan bahan
3. Modifikasi rancangan
4. Teknik pelapisan
5. Proteksi anodik dan katodik
Tulang gak bisa korosi :p karena dia bukan logam.
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|