Kasus Pembunuhan Berantai Oleh Manson Family (Charles Manson)

Pernah dengar dengan orang bernama Charles Manson? Kalau kalian pernah membaca buku Helter Skelter, mungkin kisah drama pembunuhan ini bisa dibaca dengan lebih jelas disana.

Dia adalah Charles Manson. Pembunuh sadis yang terkenal di era tahun 1969 yang mengakui dirinya sebagai Yesus Kristus, di mana dia mendirikan suatu sekte yang bernama "The Family".



TIDAK ada cerita menunggu kematian yang lebih miris dari pada kisah Charles Milles Manson. Dia divonis mati sejak tahun 1971. Tapi sampai sekarang tidak juga dieksekusi. 38 tahun sudah dia menunggu tim eksekutornya menjemputnya. Selama itu juga dia mendekam di Corcoran State Prison, California, Amerika Serikat.

Manson divonis mati karena serangkaian cerita pembunuhan sadis yang berlangsung sepanjang 1967-1969. Pria kelahiran 12 November 1934 ini mengklaim diri sebagai nabi dan menciptakan sekte bernama “The Family”. Nama sekte ini diambil dari nama band yang dia buat. Pengikutnya disebut Helter Skertel. Istilah ini plesetan dari judul lagu sekaligus album The Beatles, “Heather Leather”.

Sekte Manson adalah penganut aliran hippies, yang menghalalkan alkohol, narkoba dan seks bebas serta hobi musik kedumbrang-kedumbreng. Manson punya base camp bernama Spahn Ranch. Helter Skertel ini adalah pemuja musik-musik Manson.

Manson memulai petualangan pembunuhannya bersama The Family 1 Juni 1967. Ketika itu dia membunuh Bernard Crowe, seorang pemadat yang jadi pengikutnya. Crowe ditembak di apartemennya di Hollywood. Setelah itu cerita pembunuhan berlangsung berkesinambungan.

Setelah pembunuhan Crowe, sebenarnya Manson tak pernah turun tangan langsung membunuh korban-korbannya. Dia selalu mengutus pengikutnya untuk mengeksekusi orang-orang yang tak dia senangi.

Korban berikutnya adalah Gary Hinman. Orang ini punya hutang sebesar USD21.000 tunggakan pembayaran obat-obatan terlarang pada Manson. Gile jumlahnya! Tiap kali ditagih Hinman selalu berbelit. Akhirnya Manson habis kesabaran dan diutuslah Bobby Beausoleil, salah satu pengikutnya, untuk menghabisi Hinman.

Cara Hinman dihabisi ini sadis. Sebelum dieksekusi, dua hari dia diikat di pohon sekitar Spanh Ranch. Setelah lemas, Beausoleil datang membawa pedang dan titah Manson, dan dibunuhlah Hinman. Sebelum nyawanya dicabut, kuping Hinman diiris!

Petualangan sekte ini berakhir setelah tragedi pembunuhan beruntun terhadap Sharon Tate, istri sutradara Roman Polanski, 9 Agustus 1969 dan pasangan pengusaha supermarket, Leno LaBianca dan Rosemarry keesokan harinya, terungkap.

Ketika dihabisi, Tate sedang mengandung delapan bulan. Nyawanya dicabut satu paket dengan Jay Seabring, peñata rambutnya, dan dua temannya, Wojciech Frykowski dan Abigail Folger. Sementara LaBianca-Rosemarry dibunuh ketika sedang tidur di apartemennya. Dua peristiwa ini selanjutnya terkenal dengan nama kasus “Tate-LaBianca”. Mereka dihabisi di Los Angeles. Untuk menghabisi orang-orang penting ini, Manson tidak turun tangan langsung. Dia “mengutus” pengikutnya.

Kasus akhirnya terkuak setelah polisi menemukan benang merah pembunuhan terhadap Crowe, Hinman, Tate dan LaBianca. Pelakunya ternyata The Family yang “diasuh” Manson. Mulai 1 Desember 1969 Manson dan pengikut-pengikutnya dicokok. Pada 1971 dia didudukkan sebagai pesakitan di depan meja hakim dan divonis hukuman mati. Tapi sampai sekarang, "pak mantri suntik” atau algojo hukuman mati ala Amerika tak juga menjemputnya.



Kalau melihat apa yang dilakukan Manson dan konco-konconya, yang amit-amit sadisnya itu, mereka layak memang diganjar hukuman berat. Tapi yang jadi masalah bukan vonisnya. Iya kalau divonis mati terus langsung dieksekusi. Tapi lamanya Manson harus menunggu dijemput ajal itu lho yang kelihatannya kurang pas.

Terlepas bagaimana kelakuan pria yang sekarang berumur 74 tahun itu, tapi bayangkan saja seperti apa pedihnya siksa psikologis yang harus dia tanggung. Bahkan mungkin jauh lebih menyiksa dari sakit yang pernah dirasakan korban-korbannya ketika meregang nyawa. Tate dan Bianca mungkin hanya mengerang-erang selama beberapa menit sebelum nyawanya pergi. Sementara Manson, 38 tahun dia harus miris menunggu nyawanya tercabut.

Bagaimana situasi Manson menunggu kematian itu beda dengan kalimat bijak yang mungkin kerap kita dengar, “orang hidup itu hanya menunggu mati.” Charles Manson ini benar-benar menunggu kematian secara harfiah. Dia sudah tahu bagaimana caranya dia mati. Tentu sakitnya luar biasa. Cemas adalah kawan akrabnya.

Kondisi Manson ini tentu beda dengan banyak orang yang juga “menunggu mati”, tapi belum tahu kapan dan bagaimana mereka mati nanti. Bisa jadi malah mati belum masuk dalam perencanaan mereka. Sebab itu mereka enjoy. Sementara Manson, sebagai manusia yang tahu bagaimana dia harus mati nanti, perasaannya tentu tak karu-karuan.

Apa pun alasannya, kematian itu akan menghadirkan rasa takut. Karena apa yang terjadi setelah mati itu tak ada yang tahu. Belum ada orang yang benar-benar mati terus kembali, membukukan kisahnya dan berbagi pengalaman dengan banyak orang. Kematian tetap jadi misteri.

Misteri memang selalu menghadirkan rasa takut. Tidak pernah ada kepastian di situ. Sementara kata Sokrates, setiap orang itu perlu kepastian. Mengira-ngira akan membuat orang bertanya-tanya, khawatir, ujung-ujungnya takut. Dan tak ada seorang pun di dunia yang ingin takut seumur hidup. Termasuk Manson mau pun terpidana mati lain yang menunggu timing eksekusi.
[img][/img]

Menunggu saat kematian yang pasti datang namun tak kunjung2 tiba..


Apa smpai skarg msih idup to org?
Manson ini jadi gila apa gk ya? aneh banget hukumannya, aye jadi

Tapi its a Great Story!

orgnya masih hidup sampai skrg. tapi udah tua banget. Buka aja di wikipedia.