Go down
Sang newbie beraksi
Kuncen Forum

[Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory Empty [Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory

Sang newbie beraksi
waktu lagi baca buku buat ujian HAMMER HEAD
gak sengaja nemu kata-kata menarik Hmm

coba search.. dan ketemu HAMMER HEAD
sebelumnya aku nanya dulu.. kamu lebih milih tugas atau kawan? Hmm
coba baca ini hehehehee...

Sandra itu bernama Gregory

Penerjemah : Djoko Pitono [dengan sedikit perubahan oleh saya]

TANGAN saya berkeringat saat memegang pistol itu. Lekukan pelatuknya keras menempel di jari saya. Menghadapi saya, Gregory gemetar. Pandangannya jelas mengisyaratkan pada saya, “Jangan!”

Hanya mulutnya tidak bersuara. Bibirnya terkatup rapat-rapat. Seandainya saya, saya sudah akan menjerit, berteriak, dan menyumpah.

Para tentara menyaksikan…

Sehari sebelumnya dalam sebuah pertemuan singkat, masing-masing mereka telah memberikan pandangannya: “Tugas yang berat, tetapi ini harus dilakukan. Kita tak mempunyai pilihan lain.”

Perintah dari Markas Besar itu jelas: “Segera setelah eksekusi Letnan Rafel diumumkan, sandera Gregory harus ditembak mati dan mayatnya harus digantung di tiang listrik di jalan utama sebagai satu contoh hukuman.”

Itu bukan kali pertama saya harus mengeksekusi seorang sandera dalam perang ini. Saya telah mendapat pengalaman, berkat Markas Besar yang mempercayai saya mengerjakan tugas-tugas yang sulit ini. Kasus Gregory tepatnya adalah yang keenam.

Kali pertama, saya ingat, saya muntah. Kali kedua saya jatuh sakit dan sakit kepala selama berhari-hari. Kali ketiga saya minum sebotol rum, minuman keras. Keempat, hanya dua gelas bir. Kali kelima saya bisa bergurau tentang hal itu. “Orang kecil dengan mata lebar itu tidak akan bisa jadi hantu!”

Tetapi mengapa, [SENSOR], saat hari itu tiba saya mulai berpikir bahwa saya ternyata tidak begitu tegar? Pikiran itu muncul pada waktu yang salah dan merusak watak kesetiaan saya dalam menjalankan tugas.

Kamu tahu, Gregory adalah makhluk kecil yang begitu menyedihkan hidupnya, begitu lemah, begitu bodoh, [SENSOR].

Pagi itu, meski ia telah mendengar lewat pengeras suara bahwa Rafel telah dieksekusi, ia yakin kami akan menyelamatkan nyawanya karena kami telah makan bersama-sama begitu lama.

“Mereka yang makan dari panci-panci kantin yang sama dan minum air kantin yang sama,” katanya, “akan tetap bersahabat tak peduli apa pun yang terjadi.”

Dan masih banyak lagi alasan omong kosong serupa.

Ia benar-benar bodoh bukan main. Kami telah isyaratkan padanya sejak awal apa yang dimaui Markas Besar pada kami tentang dia. Para petugas yang menjaganya telah mabuk berat dan tertidur pulas. Yang lain dari kami telah minta izin pergi keluar dari barak. Ketika kami datang kembali, Gregory duduk di dekat para penjaga yang tidur dan membaca sebuah majalah.

“Mengapa kamu tidak lari, Gregory,” tanya kami menertawakan beberapa hari kemudian.

Dan ia menjawab: “Ke mana saya pergi dalam udara yang sangat dingin ini? Saya merasa enak di sini.”

Kami pun mulai menggodanya.

“Kamu benar. Akomodasi di sini berlebihan.”

“Tidak buruk di sini,” jawabnya. “Barak-barak yang dulu saya tempati seperti pengayak. Angin masuk dari segala arah…”

“Maria seorang yang sangat menarik,” katanya pada kami. “Sebelum saya bertemu dengannya, ia telah bertunangan dengan orang yang tak baik, seperti babi. Ia tinggalkan Maria dan jatuh ke pangkuan wanita lain. Kemudian tak ada di desa itu yang ingin mengawini Maria. Saya tak buang kesempatan. Tak peduli ia ibaratnya ia barang bekas. Persetan. Pikiran petani, kawan.

“Ia cantik dan baik hati. Apakah kuinginkan lagi? Dan bukankah ia sering memberi saya semangka dan mentimun setiap kali saya melewati kebun sayurannya? Begitulah, suatu hari saya curi sejumlah mentimun, melon dan semangka dan saya berikan padanya. ‘Maria,’ kata saya, ‘mulai sekarang saya akan memperhatikanmu.’

“Ia kemudian menangis, demikian juga saya. Tetapi sejak hari itu ia merepotkan saya dengan rasa cemburunya. Ia tidak mengizinkan saya bahkan untuk menjenguk ibu saya. Sampai kemudian saya direkrut (militer), ia juga tidak memperbolehkan saya pergi terlalu jauh. Tetapi itulah yang saya inginkan…”

Ia sering ungkapkan cerita itu berulang-ulang, selalu dengan kata-kata yang sama, dengan gaya yang sama. Pada akhir cerita ia biasanya tertawa dan kemudian menenggak air dari kendi.

Mulutnya selalu mencerocos! Bila ia mulai bercerita, tak ada yang bisa menghentikannya. Kami biasanya hanya mendengar dan menganggukkan kepala, tak mengucapkan sepatah kata pun. Tetapi kadang-kadang, saat ia menceritakan ibunya pada kami dan masalah keluarganya, kami tak bisa menahan rasa heran kami. “Eh, orang-orang ini ternyata juga mempunyai masalah yang sama di negeri mereka seperti yang kami alami.”

Aneh, bukan?

Kecuali kebiasaan banyak bicaranya, Gregory bukanlah orang yang jelek. Ia seorang ahli masak yang andal. Pernah ia membuatkan kami tart apel, yang begitu enaknya hingga kami jilati sisa-sisanya di piring hingga licin. Dan ia juga bisa menjahit. Ia biasa memasang kacing-kancing baju kami, menambal pakaian dan kaos kaki kami, menyetrika dasi kami dan mencuci pakaian kami…

Setan mana yang dapat membunuh seorang kawan seperti itu?

Meski namanya Gregory dan sebagian orang di pihaknya telah membunuh salah satu di antara kami, meski kami telah meninggalkan istri-istri dan anak-anak kami untuk berperang menghadapi dia dan kelompoknya – tapi bagaimana saya bisa menjelaskan? Ia kawan kami. Ia sebenarnya senang pada kami. Beberapa hari sebelumnya, bagaimana seandainya ia tidak membunuh seekor kalajengking yang merayap ke kaki saya dengan tangannya sendiri? Bisa-bisa saya sudah ke akhirat!

“Terima kasih, Gregory!” kata saya saat itu, “Syukurlah kamu melakukan itu…”

Ketika perintah itu datang, sungguh hal itu ibarat sebuah geledek. Gregory harus ditembak, kata perintah itu, dan digantung di tiang listrik sebagai contoh hukuman.

Kami berkumpul di dalam barak. Kami suruh Gregory mencuci beberapa pakaian dalam kami.

“Ini tidak benar.”

“Apa yang benar?”

“Tugas kita!”

“Omong kosong.”

“Kalau kamu berani, jangan laksanakan itu! Mereka akan menyeretmu ke mahkamah militer dan kemudian dor, dor…”

Benar, memang. Hal yang tepat adalah menyelamatkan diri sendiri. Itulah satu-satunya yang logis. Tinggal pilih mana yang mesti dienyahkan, nyawa kami atau nyawanya. Tentu saja nyawanya, meski pun itu Gregory, orang yang telah berbagi makanan dalam piring yang sama, makan tanpa sendok, dan orang yang telah mencucikan pakaian kami dari waktu ke waktu.

Maka kami pun tetapkan waktu eksekusinya.

Kami tidak memberitahu apa-apa padanya ketika ia pulang setelah mencuci pakaian. Ia tidur nyenyak. Ia mendengkur untuk terakhir kali. Pagi harinya, ia mendengar berita itu lewat pengeras suara dan ia melihat kami tampak murung dan ia pun mulai curiga. Ia mencoba berbicara dengan kami, tetapi tidak ada jawaban. Kemudian ia berhenti bicara.

Ia hanya berdiri dan memandang kami, terkejut dan putus asa…

Sekarang, saya akan tekan pelatuk senjata. Sebuah peluru kecil akan menghancurkan dadanya. Mungkin saya tidak akan bisa tidur malam ini tetapi pagi harinya saya akan bangun dan tetap hidup.

Gregory tampak menerka pikiran saya. Sembari menggerak-gerakkan tangannya, ia bertanya, “Kamu bergurau, kawan! Kamu bergurau?”

Betapa bodohnya! Bukankah ia layak dihancurkan hingga berkeping-keping? Bagaimana ia bisa bertanya pada saat demikian? Jantungnya hampir jebol dan ia masih bertanya kami bergurau. Bagaimana seseorang bisa membuat gurauan seperti itu. Idiot! Tidak ada waktu untuk bergurau. Dan kamu, bila kamu kawan yang baik, mengapa kamu tidak membuat berbagai masalah lebih mudah kami kerjakan? Membantu kami membunuhmu dengan lebih sedikit rasa cemas? Bila kamu marah – sumpahilah Bunda Maria, Tuhan kita- bila kamu telah melarikan diri sebenarnya hal itu lebih mempermudah kami dan kamu sendiri.

Begitu juga sekarang.

Sekarang, Gregory, kamu akan membayar penuh atas seluruh kebodohanmu. Karena kamu tidak melarikan diri pada saat para penjaga tertidur; karena kamu tidak melarikan diri kemarin ketika kami menyuruhmu mencuci sendirian- kami melakukan itu dengan tujuan, [SENSOR]! Mengapa tidak kamu biarkan saya mati disengat kalajengking itu?

Maka sekarang jangan mengeluh. Itu semua salahmu sendiri, orang dungu.

Eh? Apa yang terjadi dengannya sekarang?

Gregory menangis. Air matanya keluar membanjir dan meleleh di pipinya yang tercukur bersih. Ia membalikkan wajahnya dan menempelkan keningnya ke tembok. Punggungnya berguncang-guncang saat ia menangis. Kedua tangannya menempel ke tembok, dingin dan tanpa daya. Sekarang kesempatan terbaik saya, setelah ia tahu tak ada pilihan lain dan ia membalikkan wajahnya dari kami. Saya tekan pelatuk. Gregory tersentak. Punggungnya berhenti berguncang.

Saya kira saya telah mengakhiri hidupnya! Betapa mudahnya…Tetapi tiba-tiba ia menangis keras-keras, kedua tangannya mencakar-cakar tembok dan mencoba merontokkannya. Ia menjerit, “Tidak, tidak…”

Saya menoleh pada orang-orang lainnya. Saya berharap mereka mengatakan, “Cukup.”

Mereka mengangguk, “Tunggu apa lagi?”

Saya tekan pelatuk lagi.

Peluru itu menerjang lehernya. Darah kental muncrat keluar.

Gregory membalik. Kedua matanya terlihat merah. Ia menyergap saya dan memukuli saya dengan kepalan tangannya.

“Saya benci kamu, benci kamu…” jeritnya.

Saya tembakkan pistol saya hingga pelurunya habis. Ia jatuh dan merangkul kaki saya seolah ia ingin bergantung. Ia mati dengan tubuh kejang-kejang, amat sangat mengerikan. Mulutnya penuh darah, demikian juga sepatu bot dan kaos kaki saya. Kami berdiri dalam diam dan memandanginya. Setelah kami sadar, kami membungkuk dan mengangkat mayatnya. Kedua tangannya membeku dan seolah tak ingin melepas kaki saya. Saya masih melihat bekas-bekasnya, merah dan merah, seolah dibuat oleh sebilah pisau panas.

“Kita akan gantung dia malam ini,” kata orang-orang itu.

“Malam ini atau sekarang,” kata mereka.

Saya menoleh dan memandanginya satu per satu.

“Apakah itu yang kamu semua inginkan?” tanya saya.

Mereka tidak menjawab.

“Gali kubur,” kata saya.

Markas Besar tidak meminta laporan pada hari berikutnya atau hari-hari setelah itu. Para pembesar militer tertinggi yakin kami telah mematuhi mereka dan telah menggantung dia di sebuah tiang. Mereka tidak ingin tahu apa yang terjadi pada Gregory, hidup atau mati.

Penulis :


Panos Ioannides, sastrawan Siprus, lahir di Famagusta, Siprus, pada 1935. Ia belajar di Siprus, AS dan Kanada. Ia menulis puisi, sandiwara, cerpen, novel, naskah radio, film seri, film-film, dan drama televisi. Naskah sandiwaranya, Gregory, menjadi pemenang pertama pada Festival Drama TV Internasional di Sofia, Bulgaria. Naskah yang diterjemahkan Djoko Pitono ini diambil dari “Short Story International” (International Cultural Exchange, Great Neck, New York, 2004).
Sumber : http://sastra-indonesia.com
Reid
Villain

[Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory Empty Re: [Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory

Reid
kisah yang menyedihkan..
terkadang, kita dihadapkan pada pilihan-pilihan menyakitkan..
Sang newbie beraksi
Kuncen Forum

[Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory Empty Re: [Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory

Sang newbie beraksi
hidup memang tidak adil.. jadi biasakan dirimu ya angin - Patrick Star
Stranger
Villain

[Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory Empty Re: [Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory

Stranger
kerennn kagum

good
Sang newbie beraksi
Kuncen Forum

[Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory Empty Re: [Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory

Sang newbie beraksi
makanya saya suka HAMMER HEAD

makasih yang udah dateng Very Happy
avatar
Newbie

[Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory Empty Re: [Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory

theGinz
nice, bukan, perfect..
good
Sang newbie beraksi
Kuncen Forum

[Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory Empty Re: [Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory

Sang newbie beraksi
perfectnya ke pengarangnya deh.
aku cuma share aja HAMMER HEAD
Mizzura
Newbie

[Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory Empty Re: [Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory

Mizzura
aku kalo jadi dia bingung mau ngpain ..
tpii aku lbih mlih temen kalo bsa
mewek2
:teharu: cerita nya ,,
skligus buka pkiran niih cerita ..
Sang newbie beraksi
Kuncen Forum

[Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory Empty Re: [Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory

Sang newbie beraksi
milih temen = mati HAMMER HEAD

makasih kunjungannya Very Happy

[Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory Empty Re: [Re-post][cerpen inspiratif] Sandra itu bernama Gregory

Sponsored content
Kembali Ke Atas
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik