[Re-Post] Pengujian rangkap tiga
Sang newbie beraksi
Thu 1 Dec 2011 - 14:23
Di zaman Yunani kuno, Socrates dianggap memiliki kedudukan terhormat dalam dunia pengetahuan. Suatu hari temannya bertemu dengan filsuf besar ini lalu berkata, “Tahukan kau berita yang kudengar tentang sahabatmu?”
“Tunggu sebentar!” kata Socrates. “Sebelum kau ceritakan kepadaku, aku ingin kau menjalani sebuah tes ringan. Tes ini disebut tes saringan rangkap tiga.”
“Tes saringan rangkap tiga?”
“Benar.” Kata Socrates melanjutkan, “Sebelum kau bercerita tentang temanku, mungkin sebaiknya kita gunakan waktu sejenak untuk menyaring apa yang hendak mkau katakan. Itulah sebabnya kusebut tes saringan rangkap tiga. Tes pertama adalah penyaringan KEBENARAN. Apakah kau mutlak yakin bahwa apa yang hendak kau sampaikan itu benar?”
“Tidak.” Jawab orang itu, “Sesungguhnya aku hanya mendengar berita itu dari orang lain dan...”
“Baiklah.” Kata Socrates. “Jadi kau tidak yakin apakah berita itu disebut benar atau tidak! Sekarang, mari kita lanjutkan dengan tes kedua disebut penyaring KEBAIKAN. Apakah yang hendak kau ceritakan itu adalah sesuatu yang baik tentang sahabatku?”
“Tidak, justru sebaliknya...”
“Jadi” lanjut Socrates. “Kau hendak menceritakan kepadaku sesuatu yang buruk tentang temanku padahal kau tidak yakin berita itu benar!? Meskipun demikian, kau mungkin masih bisa lulus dalam tes ini karena masih ada satu tes lagi, yaitu penyaring MANFAAT. Apakah berita tentang temanku yang hendak kau sampaikan ini bermanfaat bagiku?”
“Tidak... mungkin tidak benar-benar bermanfaat.”
“Nah.” Kata Socrates “Jika berita yang hendak kau sampaikan tidak benar, tidak baik, dan tidak bermanfaat, lalu mengapa kau hendak menceritakannya padaku?”
Demikianlah mengapa Socrates dianggap sebagai filsuf besar dan terhormat. Jika kita melindungi sahabat kita dan orang-orang yang kita cintai dengan cara demikian, kita tidak akan bisa dipengaruhi orang lain
“Tunggu sebentar!” kata Socrates. “Sebelum kau ceritakan kepadaku, aku ingin kau menjalani sebuah tes ringan. Tes ini disebut tes saringan rangkap tiga.”
“Tes saringan rangkap tiga?”
“Benar.” Kata Socrates melanjutkan, “Sebelum kau bercerita tentang temanku, mungkin sebaiknya kita gunakan waktu sejenak untuk menyaring apa yang hendak mkau katakan. Itulah sebabnya kusebut tes saringan rangkap tiga. Tes pertama adalah penyaringan KEBENARAN. Apakah kau mutlak yakin bahwa apa yang hendak kau sampaikan itu benar?”
“Tidak.” Jawab orang itu, “Sesungguhnya aku hanya mendengar berita itu dari orang lain dan...”
“Baiklah.” Kata Socrates. “Jadi kau tidak yakin apakah berita itu disebut benar atau tidak! Sekarang, mari kita lanjutkan dengan tes kedua disebut penyaring KEBAIKAN. Apakah yang hendak kau ceritakan itu adalah sesuatu yang baik tentang sahabatku?”
“Tidak, justru sebaliknya...”
“Jadi” lanjut Socrates. “Kau hendak menceritakan kepadaku sesuatu yang buruk tentang temanku padahal kau tidak yakin berita itu benar!? Meskipun demikian, kau mungkin masih bisa lulus dalam tes ini karena masih ada satu tes lagi, yaitu penyaring MANFAAT. Apakah berita tentang temanku yang hendak kau sampaikan ini bermanfaat bagiku?”
“Tidak... mungkin tidak benar-benar bermanfaat.”
“Nah.” Kata Socrates “Jika berita yang hendak kau sampaikan tidak benar, tidak baik, dan tidak bermanfaat, lalu mengapa kau hendak menceritakannya padaku?”
Demikianlah mengapa Socrates dianggap sebagai filsuf besar dan terhormat. Jika kita melindungi sahabat kita dan orang-orang yang kita cintai dengan cara demikian, kita tidak akan bisa dipengaruhi orang lain
Sumber : Hikmah dari seberang, Unknown Author, Pustaka Zawiyah
Re: [Re-Post] Pengujian rangkap tiga
Ayin D. Ta
Tue 17 Jan 2012 - 5:56
Lainkali caranya kupake ah kak bagus banget buat menghindar dari gosip kacangan...
Re: [Re-Post] Pengujian rangkap tiga
Reid
Tue 17 Jan 2012 - 8:35
dalam Islam pun diajarkan untuk meneliti kebenaran suatu berita sebelum menyampaikannya
Re: [Re-Post] Pengujian rangkap tiga
Sang newbie beraksi
Tue 17 Jan 2012 - 13:46
makasih yang udahy dateng
simpulan dari saya sih : jangan mudah percaya jika belum melihatnya, dan hanya mendengarnya
simpulan dari saya sih : jangan mudah percaya jika belum melihatnya, dan hanya mendengarnya
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|