- = Aku = -

Fri 15 Jul 2011 - 14:31

Aku “

seorang anak lelaki yang terlahir dari keluarga yang cukup mapan, ayahku seorang wirausahawan sekaligus kepala montir pada dua bengkel yang dikelolanya, sedang ibuku hanya ibu rumah tangga yang pintar masak, masakannya itu loh bikin lidah goyang-goyang hihihi… kedua orang tuaku dikarunia 5 anak, dan aku lah anak kedua dari 5 bersaudara, abangku Helmi Harnim, adiku yang ketiga Bayu Sukma, ke empat Mega Utami dan si bontot ini bernama Anjani Alifia. Dan aku bernama Mahardika, jika dilihat hanya akunya yang memiliki 1 kata nama, oke lanjut… abangku terjerat dalam pergaulan bebas dan ia yang menjadi faktor kekejaman pergaulan, miris memang melihat nasibnya yang hanya lulusan SMP. SMP ? yups… saat STM dia terjerat balapan liar, sehingga ia dikeluarkan dari sekolahnya itu, dan disitulah ia mulai malas sekolah, hari-harinya hanya mengutak-atik mesin, lalu berpacu dengan kecepatan dan berakhir dengan kerusakan motor, bahkan sempat berkali-kali ia kecelekaan, hanya uang 200-400ribu saja yang ia dapatkan saat menjadi joki motor balap, namun resikonya motor dan kulit pada lecet. Namun karena itu juga dia menjadi pandai menjadi montir, dialah orang kepercayaan ayahku, dan diturunkanlah wejangan-wejangan tentang mesin mobil kepadanya, dan dia tertarik bahkan menjadi orang yang dipercaya memegang salah satu bengkel ayahku, namun itu tidak berlangsung lama sampai sesuatu yang benar-benar menimpa keluargaku.

Malam itu ia tidur dibengkel, dan ternyata ia pesta narkoba dengan teman yang lainnya disitu, dan pada malam itu pula terjadi penangkapan terhadap mereka, dari 5 orang yang berpesta ria hanya abangku dan kedua temannya yang tertangkap sedangkan yang lain berhasil lolos dari kejaran polisi, saat mengetahui kabar itu kedua orang tuaku langsung shock berat, Ayahku yang kesal sehari-harinya letih dengan kerjaan yang cukup bahkan sangat menguras tenaga dan pikiranku akhirnya melampiaskan ke mamahku, disinilah awal pertengkaran terjadi antar mamah dan ayahku. Sebelumnya tidak pernah aku melihat mereka bertengkar.

Akhirnya setelah berpikir keras, kedua orang tuaku menjual seluruh harta bendanya untuk bisa “menebus” abangku, ya… Jalan pintas itu yang diambil oleh mereka, disini aku baru sadari sebesar ini kah kasih sayang orang tua ? Rumah & mobilpun terjual. Untuk menebus abangku ini, namun naas, sudah jatuh tertimpa tangga, orang tuaku pun ditipu seorang pengacara yang menjanjikan kebebasan abangku, padahal pengacara itu benar-benar dekat bahkan sudah dianggap saudara, disini aku belajar uang itu benar-benar membutakan siapa dia, siapa aku, siapa kamu…

Dan tak habis akal kedua orang tuaku untuk menghabiskan tabungan keluarga untuk abangku ini, dan ternyata berhasil, berkerja sama dengan para petinggi polri itu membuat abangku hanya ditahan 3 hari. Tidak terhitung berapa ratus juta yang telah dikeluarkan untuk abangku, namun seperti setan yang menguasai abangku, abangku masih menggunakan obat-obatan itu, aku yang menangis, karena aku seakan tidak dihargai siapa aku ? aku adiknya namun kenapa dia menggunakan obat itu didepanku…?

Namun ku sembunyikan karena aku tidak mau orang tuaku habis – habisan lagi untuknya, dan ternyata kebodohannya itu tidak hanya berujung disitu, dia MBA ( married because accident ) sudah habis diperas masih pun ia menggrogoti ekonomi keluarga, bahkan ini sudah mencoreng nama keluarga. Dia ingin pernikahannya dirayakan besar-besaran, dalam hati “dasar TOLOL ! “ otaknya nyangkut ditenggorokan kalinye… namun untuk kesekian kalinya orang tuaku mewujudkan itu. Dan kasus yang terakhir mereka (abang dan istrinya ) bertengkar, finally abangku di kirim ke padang oleh ayahku untuk merasakan “belajar hidup”.

Bayu ? mmm… dia adiku yang mirip denganku bukan mirip fisiknya… tragis memang semua lelaki ( Helmi dan Bayu ) terlahir dengan kulit yang putih dan tampan pula, sedang Mega dan Anjani Hitam manis. Aku hitam manis juga kali… mudah-mudahan hehehe… kadang suka enggak pede kalau lihat kaca… tapi banyak orang sih yang bilang aku tuh tampan jg. Hahaha… lanjut, si Bayu ini kehidupannya mirip sama aku, kelas 2 SMP sudah juara game online haduh… kalau lihat dia tiap hari di net suka gondok, karena nilai disekolahnya Cuma di computer aja yang bagus, sedang yang lain ya ampun, lebih baik aku kemana-mana deh… tapi dia punya daya tangkap yang persis denganku, saat apa yang aku ajarkan pasti dia bisa, seperti saat aku ajarkan dia merakit computer, baru 2 kali diajarkan eh dia sudah bisa, terus sewaktu ia meminta di “cheat” in gamenya, Cheat adalah cara curang untuk meraih keunggulan di game itu. Lalu ku jabarkan triknya… hasilnya ? setiap di blog – blog banyak cheat ber “credit” namanya… hmm.

Mega, ini orang kerjaannya Cuma ngegambar diem dirumah dan baca kamus, terus ngerapihin Barbie-barbieannya dah. Enggak terlalu banyak yang ku pahami dari dirinya, soalnya yang tergambarpun hanya itu.

Anjani ? aduh.. de jeni…. Kalau abang pulang kerumah awasnya masih suka main pasir ! ini anak smart banget, baru 1 tahun udah bisa jalan dan ngomong, 2 tahun sudah bisa bercakap-cakap sama orang dewasa. Hemm.. si hitam manis nih ….

Aku ? apanya… hihihi, sebelumnya pada tulisan “ku temukan lagi cinta diduniaku” sudah ku beberkan siapa aku. Dan selain dari itu … tidak ada yang menarik selain aku itu pencinta alam, terkadang setiap pagi aku hirup dalam-dalam udara segar yang semerbak wangi embun membasahi rerumputan. Aku juga bingung, banyak yang menilai aku pintar membuat aksara, padahal aksara yang terlahir itu dari alam yang “berbicara” padaku. Dan aku ? hanya sebagai perantara saja. Untuk menyalurkan itu dalam bentuk yang lain dan tentunya tidak sepantasnya aku dipuji seperti itu, namun Alam itulah, makanya yuk kita perbaiki ekosistem alam yang telah kita rusak.

Kedua orang tuaku ? makin kesini makin sering bertengkar, aku juga jadi pusing sendiri. Dan terlebih ayahku jadi pusing sendiri karena sudah enggak ada lagi teman curhatnya yang berada disampingnya, dan orang itu adalah aku. Karena jujur saja, mungkin aku yang paling disayang dan yang sangat dekat dengan ayahku, sebenarnya kasih sayang itu sama rata dengan yang lain. Namun mungkin saja kedekatan kamilah yang paling dekat, ayahku enggak mau ganti nomor sih, pake esia awet banget, jadikan kalau nelpon pasti enggak lebih dari 20 menit.

Dan kini kami bernaung dalam kesederhanaan, sesalpun rasanya tidak ada arti lagi untuk kami, jadi pembangkitan yang dibutuhkan saat ini, ya … seperti apa yang aku lakukan ini, kep’t fighting ! namun dari semua ini aku belajar, Pengalaman adalah guru yang sempurna…